Cari Blog Ini

Kamis, 10 Desember 2015

Suplementasi Vitamin C Bermanfaat pada Pasien DM dengan Terapi Metformin



Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu gangguan metabolik mayor yang dikaitkan dengan morbiditas dan biaya yang tinggi. Selain hiperglikemia, DM juga ditandai dengan stres oksidatif, inflamasi, dan resistensi insulin. Beberapa peneliti telah melibatkan peranan patologi yang dimediasi oleh radikal bebas dalam DM. Penyakit ini mempunyai outcome yang belum baik, meskipun tersedia terapi terbaik saat ini. Oleh karena itu, pengembangan strategi baru untuk memperbaiki outcome akan memberikan manfaat yang besar.

Obat hipoglikemik oral yang ada saat ini tidak menunjukkan perbaikan stres oksidatif yang nyata pada pasien DM. Vitamin C (ascorbic acid), suatu antioksidan vitamin, berperan penting dalam melindungi terhadap kerusakan yang diinduksi radikal bebas. Studi sebelumnya telah menunjukkan adanya penurunan kadar vitamin C basal pada pasien DM tipe 2. Vitamin C secara struktural sama dengan glukosa dan dapat menggantikannya dalam banyak reaksi kimia, sehingga efektif untuk mencegah glikosilasi non-enzimatik dari protein. Suatu studi telah melaporkan penurunan glukosa darah puasa dan glycosylated hemoglobin setelah suplementasi vitamin C.

Dalam setting klinis, DM tanpa komplikasi telah ditatalaksana dengan antioksidan (seperti ascorbic acid, alpha-tocopherol, dll) dengan obat hipoglikemik standar, yang bertujuan untuk membatasi autooksidasi glukosa dan komplikasi peroksidasi lemak. Studi hewan telah menunjukkan bahwa pemberian bersama metformin dengan ascorbic acid (vitamin C) menyebabkan penurunan kadar gula darah secara bermakna. Selain itu, kombinasi tersebut juga menurunkan kadar kolesterol total plasma, LDL-c, VLDL-c, namun tidak memberikan efek pada HDL-c.

Selanjutnya juga telah dilakukan suatu studi tersamar ganda dengan kontrol plasebo selama 12 minggu, yang menilai efek vitamin C oral terhadap glukosa darah puasa dan setelah makan, dan HbA1c dalam terapi DM tipe 2 dengan metformin 500 mg, 2 kali sehari. Studi ini melibatkan 70 pasien DM tipe 2 yang secara acak diberi vitamin C 500 mg, 2 kali sehari atau plasebo selama 12 minggu.

Hasilnya menunjukkan adanya penurunan kadar ascorbic acid plasma pada pasien dengan DM tipe 2. Kadar ini membaik secara bermakna setelah terapi vitamin C bersama dengan metformin dibanding dengan plasebo bersama metformin. Kadar gula darah puasa, kadar gula darah setelah makan, dan kadar HbA1c menunjukkan perbaikan yang bermakna setelah 12 minggu terapi dengan vitamin C. Sedangkan pada kelompok plasebo, hanya terjadi perbaikan bermakna pada kadat gula darah, tetapi tidak terjadi perbaikan secara bermakna pada kadar HbA1c. Dalam studi tersebut, terapi vitamin C bersama metformin juga dapat ditoleransi dengan baik dan tanpa ditemukan efek samping.

Dapat disimpulkan bahwa suplementasi vitamin C oral bersama dengan metformin memperbaiki kadar ascorbic acid, menurunkan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah setelah makan, serta memperbaiki kadar HbA1c, sehingga vitamin C dapat menjadi adjuvan yang menarik dalam terapi DM tipe 2 untuk mempertahankan kontrol glikemik yang baik. Namun, masih diperlukan studi dengan sampel yang lebih besar dan follow-up yang lebih panjang dengan pengukuran kadar antioksidan terkait lainnya dan studi pada DM tipe 2 dengan atau tanpa komplikasi untuk menjelaskan peranan yang pasti dari suplementasi vitamin C pada DM tipe 2. (EKM)

Image : Ilustrasi

Referensi:





download

0 komentar:

Posting Komentar

YANG INGIN BERTANYA, HARAP HUBUNGI LEWAT Fans page facebook... terimakasih (^_^)

 
Design by Blogger Indonesia | Bloggerized by Milik Bersama